Banyak cara dilakukan orang-orang untuk memanjakan diri atau kaum milenial menyebutnya me-time, di antaranya adalah membaca buku, nonton film, stalking akun mantan hingga nongkrong di cafe. Bagi sebagian orang, terutama yang tinggal di perkotaan, me-time ini cukup penting untuk menenangkan pikiran sejenak dari ruitinitas yang padat.
Saya sendiri, biasanya nonton film di bioskop atau sekadar menikmati tayangan video di YouTube. Namun kali ini saya lagi kepengen hangout sambil menikmati camilan favorit di salah satu cafe di daerah Kemang, Jakarta Selatan.
Siapa sih yang nggak kenal dengan kawasan Kemang. Salah satu kawasan elit di Jakarta Selatan yang didominasi cafe-cafe dan resto ini banyak dimanfaatkan sebagai tempat nongkrong anak-anak gaul. Ketika kamu melintasi kawasan ini, nggak heran kalau di sini tuh banyak sekali muda mudi yang wara wiri, apalagi saat malam minggu tiba.
Pengalaman Nongkrong di The Chief Coffee Kemang
Dari sekian banyak cafe atau coffeeshop yang ada di daerah Kemang, saya memilih The Chief Coffee. Saya sendiri termasuk yang jarang nongkrong di cafe atau menghabiskan waktu di luar rumah, kecuali memang ada keperluan, misalnya untuk job atau kopdar. Jadi bisa dibilang ini pengalaman pertama saya hangout di cafe di kawasan Kemang.
Yang namanya cafe sekarang itu kan sudah banyak ya, jadi nggak hanya berpusat di satu wilayah saja, misalnya di Kemang. Namun ya balik lagi ke selera masing-masing. Ada yang memang senang dengan kawasan tertentu sebagai tempat untuk nongkrong. Ada juga yang hanya ingin kulineran secara random.
Lokasi cafe ada di mana?
Cafe ini sangat mudah dijangkau, karena berada di kawasan Jalan Kemang Raya. Kalau kamu datang dari arah Kemang Selatan atau kuburan Kober, lokasinya berada di sebelah kanan setelah pombensin Shell.
Namun kalau kamu datangnya dari arah Bangka atau Kemang Utara, lokasinya ada di sebelah kiri nggak jauh setelah perempatan McDonalds (orang-orang nyebutnya perempatan AL).
Cafe The Chief Coffee ini berupa bangunan ruko dua lantai, bukan bangunan misah sendiri. Jadi kamu harus teliti mencarinya ya. Saya aja sampai kelewat sewaktu mencari bangunannya. Eh ternyata nggak luas banget rukonya. Namun di bagian atasnya tertera jelas tulisan CHIEF berukuran besar. Lalu di bawahnya ada tulisan BARBER, COFFEE & ARTSPACE.
Ada menu apa aja di The Chief Coffee?
Selain menyajikan menu kopi, di sini juga menyajikan menu non kopi, cocok bagi kamu yang nggak suka kopi atau punya masalah lambung. Menu yang disajikan juga bervariasi, mulai dari Cruella C Vill (55 ribu), Hot Lemon Tea (45 ribu), Chocolate Hot (45 ribu), Smoothies Mixed Berry (55 ribu) dan lain-lain.
Bagi kamu penikmat kopi, tersedia menu kopi yang bervariasi, seperti Coffee Latte Oat (55 ribu), Cappucino Oat (40 ribu), Iced Coffee Latte (55 ribu), Ice Flavored Latte (55 ribu) dan masih banyak lagi yang lainnya. (lihat gambar di bawah ini ya)
Nah, sekarang kita spill camilannya ada apa aja ya di sini? Ternyata di sini tersedia juga aneka pasta hingga beragam camilan ringan lainnya, mulai dari Spaghetti Bolognese (55 ribu), Spaghetti Sambal Matah (60 ribu), Bolognese French (40 ribu), Quesadilla (55 ribu) dan masih banyak lagi menu lainnya. (coba deh lihat gambar di bawah ini ya)
Untuk makanan beratnya juga punya banyak pilihannya, di antaranya ada Burger Truffletails (80 ribu), Soto Betawi (80 ribu), Chicken Grilled Mashed Potato (70 ribu), Egg Benedict (80 ribu) dan lain sebagainya. (lihat gambar di bawah ini ya)
Menikmati camilan favorit di The Chief Coffee
Sebagai cheese lovers, saya langsung hunting menu makanan yang ada kejunya, hehehe... Setelah melihat-lihat menunya, eh ada dong cheese burger berukuran lumayan besar. Nama menunya Burger Truffletails harganya 80 ribu. Tekstur dagingnya empuk, kejunya meleleh gitu dan ada kentang gorengnya yang gurih. Rasanya lumayan lah dan porsinya cukup mengenyangkan perut saya.
Beralih ke minuman. Awalnya saya mau mencicipi menu kopi di sini, tapi kayaknya perut kurang bersahabat, maklum lambung suka kumat gitu. Akhirnya saya milih menu minuman yang non kopi, yaitu Cruella C Vill seharga 55 ribu. Minuman ini tuh olahan susu sapi fresh yang dicampur dengan stroberi dan caramel. Rasanya lezat dan terasa lembut di mulut. Manisnya juga pas menurut saya sih.
Sebagai makanan penutup, saya cari menu yang manis-manis, yaitu Chief's Pancake. Sama kayak pancake pada umumnya, dilumuri madu dan ada tambahan krim di atasnya menambah kelezatan. Harganya 45 ribu untuk satu porsi. Bagi kamu yang suka makanan manis-manis, pancake ini bakalan pas deh buat kamu.
Bagaimana suasana cafe dan pelayanannya?
Begitu masuk ke dalam cafe, saya disambut sama staff yang ramah. Selain itu rasa AC maknyes cukup terasa ketika membuka pintu. Saat itu pengunjung nggak terlalu ramai, mungkin karena masih di jam kerja kali ya. Soalnya saya ke sana sekitar pukul 16.00an. Paling hanya ada 2 - 3 orang saja yang sedang kulineran di sana.
Cafe ini menyediakan banyak colokan, jadi bakalan cocok banget bagi kamu yang ingin WFC alias work from cafe. Suasana yang nyaman dan area yang bersih, membuat setiap pengunjung dijamin akan merasa betah berlama-lama di sini.
Seperti yang saya bilang di atas, cafe ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama terdiri dari cafe dan lantai dua tersedia barber shop. Jadi bagi kamu yang ingin cukur rambut bisa juga di sini sekalian nongkrong kulineran. Setelah cukuran, bisa langsung menikmati menu-menu dari cafe The Chief Coffee.
Interior terlihat sederhana dan mengusung gaya vintage. Beberapa lukisan abstrak turut menghiasi dinding cafe yang didominasi warna putih. Pada setiap meja, telah disediakan menu berupa bar code yang bisa kamu scan pakai ponsel. Semua informasi soal harga dan menu tersedia di sana.
Konklusi
Overall, saya cukup puas menikmati suasana sekaligus mencicipi aneka menu yang tersedia di cafe ini. Suasananya tenang, nyaman dan adem. Rasa makanannya pas banget di lidah saya. Urusan harga, saya pikir masih worth it lah ya, karena kita nggak cuma beli makanannya aja, tapi juga suasana di dalam cafe. Apalagi kamu bisa juga nebeng wifi di sini untuk tetap terhubung dengan internet.
Saya sih inginnya bakalan balik lagi nyobain menu yang lainnya, tapi nyari timing yang pas. Tergantung mood juga, kalau lagi malas kuliner jauh, ya paling kulineran di sekitar rumah aja sih.
Untuk area parkir sangat terbatas, karena harus berbagi dengan pengunjung toko di sebelahnya. Kalau bawa mobil, paling hanya muat beberapa mobil saja. Bagi kamu yang nggak terlalu suka keramaian, bisa mengunjungi cafe di jam-jam kantor. Namun kalau pengen ramai, bisa mengunjungi cafe Jum'at malam atau Sabtu malam Minggu.
Saya rasa cukup sekian review cafe The Chief Coffee Kemang yang bisa saya bagikan di sini. Nantikan kembali ulasan-ulasan kuliner yang lainnya ya guys. Terima kasih sudah berkunjung ke blog dan semoga bisa bermanfaat.
0 Komentar